• Home
  • Sitemap
  • Pasang Iklan

Wisata Jogjakarta Goa Jomblang, Surga Cahaya dari Perut Bumi

Goa Jomblang merupakan satu dari 500 goa yang ada di kawasan pegunungan karts di Gunungkidul. Uniknya, goa ini memiliki mulut goa yang berbentuk vertical dengan jarak antara bibir goa yang ukuran dasarnya berbeda-beda. Dan yang paling dalam mencapai hingga 8 meter. Untuk memasuki goa ini, sangat dibutuhkan kemampuan untuk melakukan Single Rope Technique (SRT). Itu adalah teknik yang paten dipakai untuk menuruni goa vertical dengan menggunakan seutas tali sebagai jalan lintas menaiki dan menuruni tempat yang vertikal.

Para penjelajah alam yang ingin memasuki goa bisa lewat di empat jalur. Yang pertama adalah jalur yang paling mudah dan shingga dikenal dengan nama jalur VIP. Di jalur pertama sekitar 15 meter awal menyelusuri lintasan yang terjal namun masih bisa dilewati dengan jalan kaki.








Dan untuk jaminan keselamatan penjelajah harus melengkapi peralatan SRT. Dan sisa jarak ke dasar goa bisa dilewati dengan SRT, meluncur dengan tali sepanjang 20 meter. Untuk ketiga jalur yang lain pastinya medan yang ada lebih sulit karena hanya bisa ditempuh dengan SRT setinggi 80 meter (jalur A), 60 meter (jalur B), 40 meter (jalur C). Untuk para penjelajah yang masih pemula dianjurkan menempuh jalur VIP dulu.

Sedangkan bagi mereka yang terbiasa keluar masuk goa vertikal, ketinggian yang dimiliki adalah tantangan tersendiri dan tentunya harus tetap memperhatikan keselamatan. Diameter dari Goa Jomblang ini adalah sekitar 50 meter, Acintyacunyata Speleological Club (ASC) adalah kelompok pejelajah goa dari Jogjakarta yang pertama kali menjelajahi goa ini pada tahun 1984.
 


Dilihat dari medannya yang terjal dan berliku-liku ternyata goa ini juga menyimpan sebuah sejarah yang begitu kelam di masa lalu. Di era tahun 1970-1980 an, para anggota PKI memanfaatkan tempat ini untuk pembunuhan massal. Dan menurut sejarah, anggota PKI yang menemui ajalnya di goa Jomblang tersebut hampir diangka ratusan. Lumayan ngeri juga ya? Konon ceritanya, mereka berkelompok berjejer di bibir goa dan tangan diikat satu sama lain. 


Saat salah satu dari mereka ditembak ssampai terjatuh ke dalam goa maka semua anggota yang lain juga ikut terjatuh. Masyarakat sekitar sempat ketakutan dengan adanya cerita tersebut ditambah lagi dengan cerita-cerita angker tentang goa ini. Pada tahun 1990 an, masyarakat sekitar goa menyelenggarakan do’a bersama di goa tersebut dikarenakan sempat ada penjelajah yag hilang di goa ini. Sejak digelarnya do’a bersama, tidak ada lagi cerita atau kejadian tentang penjelajah goa yang hilang ditelan Goa Jomblang Gunungkidul.

Bagi pemula, mungkin jalur yang ditempuh untuk mencapai dasar goa akan begitu melelahkan. Apalagi banyak penjelajah yang sudah pernah memasuki go jpmblang dan bercerita banyak tentang cerita seram tentang goa ini. Sehingga banyak penjelajah yang urungkan niat dan merasa gentar sebelum berkunjung ke goa tersebut. Namun, anda akan menyesal bila mengurungkan niat sebelum mencapai dasar goa. Hal ini dikarenakan keindahan Goa Jomblang yang dapat menggantikan kegundahan, kecemasan, dan rasa lelah yang mengganggu sebelumnya.
 


Beberapa tumbuhan tumbuh subur merimbun bisa kita jumpai ketika berada di dasar goa, dan banyak tanaman perdu yang menumbuhi di dinding kapur goa. Di dasar goa, ada sebuah blik bentukan alam yang bisa dimanfaatkan oleh penjelajah untuk beristirahat. Setelah sedikit melepas lelah, para penjelajah bisa melanjutkan perjalanan dengan menyelusuri lorong yang menghubungkan antara Goa Jomblang dengangoa vertikal yang lainnya, yakni Goa Grubug. 


Panjang dari lorong sebagai penghubung tersebut cukup lebar yaitu mencapai sekitar 500 meter. Jangan khawatir untuk menempuh perjalanan di lorong ini, karena lorong ini terdapat jalan setapak berbentuk bebatuan yang telah disusun memanjang dan bisa ditempuh dengan mudah. Safety harus tetap dijaga, meskipun jalan setapak jalan tersebut juga sangat licin dikarenakan lembabnya udara di dalam goa.
 



Ada dua stalagmit yang lumayan besar berwarna hijau kecoklatan berdiri tegak di tengah dasar goa Grubug. Anda dapat menjumpainya ketika sampai pada ujung lorong yang merupakan dasar dari Goa Grubug. Jika penjelajah bisa beruntung tiba di dasar Goa Grubug tepat di pukul 13.00 WIB maka akan ada pemandangan yang eksotik terlihat, ini berasal dari sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam goa yang begitu gelap ke dasar goa Grubug. Sejumlah stalagtit dan stalagmit yang terbentuk dari tetesan air sejak ribuan tahun lalu akan tersentuh oleh sinar matahari.

Terdapat aliran sungai yang berasal dari Kalisuci pada bagian sebelah utara stalagmite besar. Pada musim penghujan tidak disarankan para penjelajah untuk mencoba menyelusuri sungai tersebut, hal ini dikarenakan derasnya aliran sungai sehingga sangat berbahaya. Namun, di musim kemarau banyak para penjelajah yang menggunakan perahu karet untuk menelusuri jalur tersebut. Goa Grubug dapat dihubungkan dengan beberapa goa lainnya di kawasan pegunungan karst ini dengan aliran sungai Kalisuci.

Lokasi Goa Jomblang
Goa Jomblang berada di alamat Jetis Wetan, Semanu, Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Wonosari.

Akses

Transportasi darat yang berupa angkutan umum dapat dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk mencapai Goa Jomblang Gunungkidul. Dari Terminal Giwangan, Anda bisa naik bus jurusan Jogja-Wonosari Simpang Lima Wonosari – Kecamatan Semanu – Rumah Kadus Jetis Wetan untuk menitipkan dan memilah barang yang akan dibawa ke goa – berjalan kaki sejauh 3 kilometer sampai di bibir goa.

Harga Tiket

Jangankhawatir untuk biaya yang akan Anda keluarkan, karena untuk memasuki Goa ini sama sekali tidak dipungut biaya alias free atau GRATIS!

Fasilitas

Anda dapat menggunakan Rumah Kepala Dukuh Jetis Wetan sebagai tempat persinggahan selain untuk menitipkan barang-barangya. Karena Kepala Dukuh Jetis Wetan memang sudah mengijinkan rumahnya sebagai tempat persinggahan para penjelajah. Kepala Dukuh beserta istri biasanya menyediakan teh hangat atau air putih untuk menyambut kedatangan penjelajah. Kepala Dukuh juga mengijinkan kepada para penjelajah menggunakan kamar mandinya untuk membersihkan lumpur-lumpur selama perjalanan ke dalam goa. Dan karena keiklhasanbeliau yang bersedia membuka rumahnya untuk setiap penjelajah yang datang, maka banyak penjelajah juga memberi sejumlah uang sebagai uang kebersihan.

Selamat berpetualang!


Berkaitan dengan Wisata Jogjakarta Goa Jomblang, Surga Cahaya dari Perut Bumi :

Share on :
Comments
0 Comments

Posting Komentar